Monthly Archives: September 2013

Aplikasi Downloader Dan Player Android Untuk Youtube

Aplikasi Downloader Dan Player Android Untuk Youtube

Tidak semua ponsel-ponsel android memiliki fitur pemutar video.

Tapi hal itu tidak lagi menjadi masalah dengan adanya berbagai aplikasi yang memiliki fungsi serupa.

Mungkin yang sedikit jadi masalah adalah jika aplikasi-aplikasi yang tersedia di android market tidak kompatibel dengan ponsel atau ‘smart’phone. Misalnya tidak ada flash player yang mendukung.

Setelah menemukan aplikasi pemutar video yang cocokpun kadang hasil belum sesuai ‘harapan’. Maka dari aplikasi yang sekedar memutar video secara online dgn segala ‘hambatan’ nya muncullah keinginan ada aplikasi yang bisa melakukan download video agar dapat ditonton offline.

Untuk proses download ini ada beberapa jenis smartphone yang tidak dapat melakukannya.

Biasanya sebagai alternatif ada beberapa situs pihak ketiga yang menyediakan fasilitas download file termasuk video.

Tapi situs-situs penyedia tsb ada yang mensyaratkan misalnya harus ada Java agar smartphone bisa melakukan download.

Untuk mengatasi keterbatasan spesifikasi-spesifikasi tsb terutama android low-mid end, maka pengguna smartphone kategori ini dapat mencoba aplikasi-aplikasi berikut:

Aplikasi KVD. KVD merupakan singkatan dari Kirin Video Downloader.
Aplikasi ini dapat melakukan fungsi watch/play online dan fungsi download untuk aktivitas offline. Termasuk video-video youtube.

Setelah berhasil melakukan download, maka untuk memutar videonya bisa menggunakan :

1. Aplikasi MX Player ataupun

2. Aplikasi HD Player.

Kedua aplikasi player ini bisa dipadankan dengan aplikasi downloader KVD tsb.

Selamat mencoba

Organisasi Ulang Untuk Harmonisasi Portofolio

Organisasi Ulang Portofolio Untuk harmonisasi

Karena masa depan adalah misteri yang juga berarti ketidakpastian, maka salah satu ikhtiar yang dapat membantu  memecahkannya adalah investasi.

Agar ritme ketidakpastian ini dapat lebih terbaca dan terukur maka diperlukan jeda untuk menata ulang portofolio investasi kita sehingga tetap sesuai dengan kondisi kita yang juga tidak lepas dari ‘perubahan’.

Tujuan kita menata portofolio investasi tentu adalah karena ingin mendapatkan komposisi yang tepat sehingga harmonisasi antara komponen pendapatan dan pengeluaran tetap terjaga.

Organisasinya bisa kita awali dengan pendataan komponen pengeluaran yang bersifat penting dan rutin. Maka setelah itu akan lebih mudah mencari dan membuat ‘neraca’ penyeimbangnya. Pilih instrumen investasi yang sifatnya kurang lebih ‘seirama’ untuk sifat ‘penting dan rutin’ tersebut.

Organ berikut adalah yang bersifat emergensi. Pilih instrumen investasi yang memiliki sifat lindung nilai atau proteksi yang likuid. Penting: harus likuid, maka salah satu syaratnya adalah instrumen tsb harus yang fleksibel (baca: kendalinya di tangan investor).

Kata kunci lainnya adalah jangka pendek–untuk memudahkan review berkala–dan modal pokoknya tetap aman. Untuk organ ini, sebaiknya bukan bertujuan melipatgandakan (andaikata hasilnya melebihi target yah tentu lebih baik lagi). Jadi instrumen-instrumennya bukan yang bersifat high risk.

Organ lainnya bisa berbeda tergantung ‘tujuan hidup’ masing-masing :). Ada yang profilnya suka aset riil, trus ada yang hobinya mungkin adalah kebutuhannya, tinggal disesuaikan sifatnya. Fungsinya melipatgandakan hasil. Silakan bereksperimen masing-masing.

Kalau dalam perjodohan kadang yang sifatnya bertentanganlah yang justru menarik, maka dalam berinvestasi agar tercipta harmonisasi, yang dibutuhkan adalah kombinasi senada seirama :)?.

Jadi organ-organ tsb antara lain yang harus ada dalam portofolio investasi kita. Dan setiap organ bisa lebih dari satu instrumen investasi.

Oh ya penulis kan bukan siapa-siapa, bukan perencana keuangan legal, tapi koq nekad sih nulis-nulis tentang investasi, bisnis, dsj nya???

Dijawab ya, tulisan-tulisan di blog ini berdasarkan pengalaman yang sering org istilahkan praktisi, baik praktisinya adalah diri sendiri maupun dari praktisi terpercaya. Trus dirangkumlah jadi artikel-artikel blog ini. Itu yang pertama.

Jawaban yang kedua adalah karena anjuran, saran dan tantangan yang sering kita dengar untuk menuliskan atau sharing pengalaman baik yang mungkin sesuai disiplin ilmu maupun yang sangat bertentangan, yah semacam kontroversi hati he3.

Ada yang mau protes dan ketawa di dalam dan di luar hati¿%&?

Usul Logo MUI

Langsung saja ya, sapatau ada orang MUI yang nyasar ke blog ini, penulis punya usul moga gak asal dimata MUI.

Logo pada dasarnya sudah bagus cuma mungkin ada baiknya ditambahkan tanggal berlakunya. Mungkin ribet dan butuh budget yang berbeda ya krn produsennya banyak dan berbeda waktu sertifikasinya. Tapi sering terjadi ada produsen yang telah habis masa berlakunya tapi logonya masih ada karena (mungkin) dari sisi BPOM masih berlaku jadi tetap beredar, dan kemungkinan-kemungkinan lain, misalnya sebuah restoran yang pernah mendapatkan sertifikasi halal tapi tidak memperpanjang lagi.

Dan lebih bagus lagi kalau ada cara untuk sinkronisasi ke MUI.
Mungkin dengan jurnal atau website yang selalu update.

Dulu pernah dapat kabar ada jurnal halal, tapi belum pernah liat.

Buyback Saham, Baik Ataukah Buruk?

Buyback Saham, Baik Ataukah Buruk?

Ini bukan tentang buyback ‘fisik’, meskipun ada persamaannya. Kalau ‘fisik’ repot kali yaa mengikuti cara kerja bursa. Kasian investor ‘fisik’nya he3.

Untuk menghadapi volatilitas pasar saham maka OJK membuat kebijakan buyback saham oleh emiten maksimal 20% saham yang beredar tanpa harus RUPS.

Atas aturan ini, ada emiten yang pro dan ada yang kontra, dgn pertimbangan masing-masing.

Karena semua di dunia ini memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, sisi baik sekaligus sisi buruk, maka tentu demikian pula halnya buyback saham.

Berhubung penulis bukan di posisi emiten, maka tinjauan (pendapat pribadi) terhadap sisi baik dan buruknya didasarkan pada posisi investor (yg tradisional konservatif moderat huihuihui).

Sisi baik buyback saham :

1. Mengurangi kekhawatiran investor.
Hal yg paling mengkhawatirkan bagi investor (saat di posisi penjual) adalah jika ‘jualan’ tidak laku.

2. Dengan buyback, investor yakin kualitas emiten yang bersangkutan. Jika mereka (emiten tsb) berani buyback maka itu karena mereka ‘mengenal’ diri sendiri.

Ibaratnya karena kita percaya kualitas ‘jualan’ kita, maka no problemo jika dikembalikan lagi. Pasti laku kok dijual lagi, hanya masalah timing saja. Bahkan bisa kita promokan lagi dengan harga yang lebih baik karena kendali di tangan kita.

3. Dengan buyback secara tersirat memperlihatkan ‘kesolidan’ dan integritas emiten. Bukan hanya saat membutuhkan dana segar saja.

4. Dengan buyback, bagi investor andaikan pun mengalami capital loss secara immateril tetap merasa ini adalah virtual capital gain (istilah baru), karena secara jangka menengah panjang hal ini memperbaiki harga saham. Ibaratnya daripada jatuh ke mulut buaya mendingan ke mulut …. deh. Jadi lebih bisa ‘tumbuh bersama’ (mirip2 slogan ya). Hal ini berdampak jangka panjang bagi emiten.

5. Menggambarkan kekuatan kapitalisasi dan likuiditas emiten yang juga berkaitan dengan kualitas kinerjanya.

6. Lebih ‘jelas’ siapa-siapa saja ‘pemiliknya’. Ini sangat mempengaruhi karakter, kebijakan perusahaan, dll.

7. Kredibilitas emiten dalam hal ini lebih transparan bagi investor. Dalam redaksi ‘semi-halus’ nya : Praktek lebih mendekati teori, dalam waktu penilaian yang singkat.

Sisi negatif buyback saham:

1. Apa ya? Dana bisa dialihkan untuk produksi, ekspansi bisnis, dll. Tapi–kalau berdasarkan KBBV(icky) terbitan negara tetangga– outputnya biasanya terkudeta oleh misalnya ‘bonus’, peningkatan produksi seringkali hanya citraisasi oleh konspirasi kemakmuran ke dalam he3.

Berhubung skor 7:1, maka kesimpulannya.. ya begitu deh.

Catatan: Lebih mantep lagi kalau pemberitaan bahwa “emiten ini akan melakukan buyback ” berubah menjadi “emiten ini telah buyback”. Jadi dari ‘ teori ke praktek ‘.

@#
@#@#
@##@
@###

Aplikasi Android Favorit Pendukung Mobilitas

Aplikasi Android Favorit Pendukung Mobilitas

Aplikasi boleh disebut merupakan tambahan napas bagi sebuah gadget. Maka keberadaannya bisa jadi salah satu penentu usia dari sebuah sistem operasi. Terlebih lagi bagi gadget dgn fitur dan spesifikasi terbatas.

Pilihan pada gadget tentunya pada yang memudahkan kita. Misalnya dalam hal mengorganisasi aktifitas, arsip dan dokumentasi, dll.

Nah sesuai judulnya, langsung saja :

1. Evernote
Cocok bagi yang online 26 jam dan spesifikasi memori besar

2. Catch
Aplikasi dgn logo huruf ‘C’ ini serupa tapi tak sama dengan Evernote. Perbedaan mendasar pada ukuran file yg lebih kecil dan tetap bisa digunakan tanpa harus online (login ke akun )

3. Dropbox
Aplikasi pendukung bagi kedua aplikasi di atas