( Emas – Part 6) Terlanjur ‘Kecebur’ (2)

Pada artikel Terlanjur Kecebur (1) telah disharingkan alternatif exit-strategy saat nilai investasi emas menurun.

Untuk bagian ke dua ini, (pembahasan menyangkut emas batangan dan investornya ritel, bukan pemilik toko emas, dsj😆 ) ada alternatif lain yang juga bisa digunakan jika mengalami penurunan nilai investasi baik dalam emas maupun yang lainnya, untuk meminimalkan risiko.

Pergerakan harga emas pada pertengahan tahun 2013 yang lalu menunjukkan gejolak yang ‘lumayan dahsyat’ terutama bagi yang mulai (masuk) berinvestasi emas pada tahun 2011 dan merencanakan investasi jangka panjang dengan menggunakan strategi buy-and-hold. Dan berdasarkan prediksi para analis harga emas beberapa tahun ke depan akan sulit mencapai titik US$1900 per troy ounce, apalagi melampauinya.

Jika terjadi ‘pembalikan’ tak terduga seperti ini dengan (grafik) fluktuasi yang sangat tinggi untuk kemudian (relatif) turun dan stagnan, maka (kemungkinan) strategi buy-and-hold kurang tepat memberikan return yang sesuai harapan. Dalam kondisi seperti ini, (terpaksa 🙂 ) investasi (sedikit) dibumbui dengan trading yang sangat berisiko. Investasi yang mungkin return nya dibutuhkan untuk 5thn ke depan–kalau secara matematis 0+5=5thn–, sebaiknya dievaluasi lagi, mungkin bisa memilih 1+4 atau 2+3,dll. Maksudnya 4 atau 3 itu dialihkan instrumennya. Buat perencanaan dan evaluasi jangka pendek di dalam jangka panjang. Perhitungkan time value of money

Strategi trading seperti ini cocok untuk komoditas yang dalam jangka dua atau tiga sampai lima tahun ke depan sangat potensial mengalami stagnan.

Sebagai catatan penting untuk emas fisik/batangan :

  • Selalu perhatikan harga buy-back dari perusahaan atau tempat/toko yang menerima penjualan kembalinya, bukan pergerakan harga pasar modal
  • Tren harga emas pasar modal tidak serta merta menjadi acuan harga emas (buy back) fisik domestik.
  • Beberapa strategi yang bisa digunakan untuk kondisi demikian adalah :
    1. Strategi cut-loss.

    Strategi dilakukan dengan melakukan penjualan emas batangan pada penurunan harga tertentu untuk menghentikan kerugian lebih dalam.

    Misalnya harga saat beli adalah 515rb, setelah diamati tren harga emas melewati 500rb, 498rb, 492rb, kemudian naik lagi menjadi 498rb, turun ke 474 rb, maka saatnya memutuskan akan menjual jika harga berada pada kisaran 474rb, jangan berspekulasi menunggu harga di atas 474rb. Harus ada keputusan tegas pada diri sendiri.

    2. Strategi hold-and-buy-to sell Lawan dari buy-and-hold. Strategi dilakukan untuk mendapatkan harga rata-rata pembelian emas agar kondisi ‘impas’ bisa tercapai. Emas yang ‘existing’ tetap di-hold untuk waktu tertentu.

    Karena fluktuasi harga emas sangat ‘tajam”, –kemungkinan harga terjun bebas bisa saja terjadi, dan akan (ada kemungkinan) cepat juga berbalik arah–, maka persiapkan diri untuk membeli pada harga terendah atau mendekati terendah. Karena bukan hal yang mudah memastikan dimana harga terendahnya, maka lakukan pembelian atau penambahan emas saat harga mencapai selisih (atau mendekati) yang sama dengan saat penjualan cut-loss tersebut di atas.

    Contohnya : awalnya telah membeli pada harga 515rb dan menjual pada saat harga 474rb. Selisihnya adalah 41rb, maka lakukan kembali pembelian pada harga minimal 433rb. Dan lakukan penjualan semua emas saat harga kembali naik ke minimal 474rb.

    3. Strategi kombinasi
    Strategi ini untuk mendapatkan keuntungan (meskipun minimal) dari gejolak harga yang terjadi begitu cepat. Tetap memakai contoh kasus di atas, maka kita dapat melakukan pembagian porsi emas yang akan dijual maupun yang akan dibeli lagi. Sekian persen dijual cut-loss, hasilnya digunakan untuk membeli emas lagi dengan strategi kedua. Sekian persen tetap di-hold menunggu kenaikan harga dengan selisih yang lebih besar daripada 41rb.

    Setelah mengambil langkah ‘keluar’ dari emas, lakukan evaluasi kapan waktu yang lebih tepat untuk ‘masuk’ lagi ( jika masih mau mencoba ).

    (Menurut pendapat pribadi penulis ya…):

  • Karena harga (buy-back) emas batangan ditetapkan oleh produsen dan toko emas sebagai pasarnya, bukan oleh pasar modal apalagi oleh investor (baca: pemiliknya) sehingga waktu yang digunakan untuk memutuskan lebih panjang di banding instrumen saham emas, maka instrumen ini lebih tepat sebagai alat trading (terutama pemula) bukan untuk investasi.
  • Karena instrumen ini berbentuk fisik dan sifat dari trading adalah sangat aktif, maka syarat investor yang tepat melakukan trading emas batangan ini adalah investor yang berlokasi dekat dengan pasarnya.
  • Untuk investasi yang berorientasi jangka panjang (yang sebenar-benarnya 😆), maka dinar (berharap menjadi mata uang dunia) dan emas perhiasan jenis dan bentuk ‘tertentu’ ( relatif tidak terpengaruh tahun produksi) lebih tepat
  • Persentase dari keseluruhan portofolio sebaiknya jangan terlalu besar
  • Sekali lagi, ini merupakan pendapat pribadi penulis berdasarkan situasi dan kondisi yang dialami. Jadi sifatnya relatif. Kondisi eksternal dan internal setiap orang berbeda yang menentukan keputusan investasinya.

    Catatan : penggunaan istilah pada strategi yang (sedikit) bergeser dari yang umum digunakan dimaksudkan untuk pemahaman yang lebih mudah saja

    Tagged: , ,

    Leave a comment